MAKASSAR, TRJT NEWS – “Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu kita bersama sosial media,” nasehat pertama yang diberikan oleh Prof. Marwan, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D. ketika ditanyai perihal kiat-kiat manajemen waktu yang kerap menjadi permasalahan mahasiswa Indonesia pada umumnya.

Pak Marwan, sapaan akrabnya, merupakan alumni pertama Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) yang mendapatkan jabatan akademik professor sekaligus menyandang gelar professor pertama dari Jurusan Teknik Elektro. Sebagai alumni PNUP, beliau sedikit bercerita bahwasannya dahulu PNUP dikenal dengan sebutan sekolah 72 (tujuh dua), masuk jam 7 (tujuh) pulang jam 2 (dua), “satu mata kuliah tidak lulus, langsung dropout,” tegasnya.

Beliau berpesan bahwasannya kehidupan kampus adalah tempat untuk belajar dan mengasah ilmu, bukan tempat membuat komunitas sosial media. “Sosial media memang sangat penting untuk membangun komunikasi, tapi jangan jadikan yang utama,” imbuhnya.

Hal ini memang sangatlah relevan dengan fakta dunia kampus yang kita hadapi saat ini. Ketika sedang tidak terdapat aktivitas perkuliahan, umumnya mahasiswa akan lebih memilih menikmati gadget untuk bermain game dan bermain sosial media seperti Tiktok, Instagram dan lain sebagainya daripada membaca buku di perpustakaan dan melakukan hal bermanfaat lainnya. Tak jarang pula kita dapati mahasiswa lebih memilih menjadi “deadliners” demi mengerjakan sesuatu yang kurang bermanfaat selama berjam-jam, sebut saja, menonton drama korea dan bermain game dibandingkan mengerjakan tugas yang sebenarnya bersifat lebih penting.

Selain masalah kedisiplinan, bersikap terhadap dosen pun perlu digarisbawahi. Pasalnya, dosen merupakan orang tua mahasiswa di lingkungan kampus. “Menghargai dan menghormati orang tua di rumah sama dengan menghargai dosen di kampus. Dosen bisa berposisi sebagai teman, ketika bercerita perihal masalah karir yang dihadapi. Tapi harus juga diposisikan sebagai orang tua, jadi ada batasan-batasannya, sehingga terjalin komunikasi akademik yang baik antara dosen dan mahasiswa. Kesuksesan tergantung dari orang tua di rumah dan di kampus.”

Di penghujung dialog bersama Profesor pertama Teknik Elektro tersebut, beliau menyampaikan betapa pentingnya membekali diri dengan skill Bahasa Inggris dan komputer. “Sepintar apapun Anda, jika tidak bisa berbahasa Inggris dan mengoperasikan komputer, maka Anda tidak akan bisa beradaptasi, yang lain InsyaAllah akan mengikut. Tidak ada kata terlambat untuk belajar,” jelas beliau.

Sebagai penutup, beliau menyampaikan bahwa “Sukses itu tidak lebih dari beberapa hal yang dilakukan secara disiplin dan langsung dipraktekkan setiap hari, seperti halnya Bahasa Inggris dan menguasai komputer.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here