MAKASSAR, TRJT NEWS –Mahasiswa Teknologi Rekayasa Jaringan Telekomunikasi (TRJT) Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) hadiri kuliah tamu dengan topik Pengenalan Operasional Drive/Walk Test dan Analisis Radio Frequency yang bertempat di Ruang Multimedia Kampus 1 Tamalanrea pada Rabu (13/7).

Koordinator Prodi TRJT, Sirmayanti PhD, dalam pembukaannya menyampaikan pentingnya mahasiswa TRJT mengetahui lebih dalam tentang Drive/Walk test (DT/WT), DT/WT Analyst serta Radio Frequency (RF) Engineer sebagai bagian dari profil program studi TRJT. Profil lulusan prodi TRJT ialah Ahli Rekayasa Frekuensi Radio & Jaringan Telekomunikasi. Dengan demikian,  untuk menunjang profil lulusan ini selain terdapat dalam beberapa mata kuliah inti juga disiapkan dalam skema kompetensi sertifikasi berbasai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dengan menghadirkan praktisi industri ini maka besar harapan prodi agar mahasiswa makin terlengkapi dengan informasi dan pengalaman lapangan tentang oprasional DT/WT serta analysis RF langsung dari praktisi yang professional.

Pemateri, Muhammad Arfah, S.T, merupakan praktisi industri telekomunikasi dengan kompetensi peran sebagai RF Engineer & Optim. Alumnus Teknik Elektro dari Universitas Negeri Makassar ini mengawali dengan pengalaman kariernya pada bidang Telekomunikasi. Pada awal karir di tahun 2010 sebagai seorang Rigger. Dalam dunia telekomunikasi, Rigger bertugas sebagai site auditor termasuk menaiki tower BTS untuk melakukan physical tunning pada antenna, melakukan dokumentasi terkait kondisi daerah sekitar dari arah tower, dan beberapa hal lainnya.  Dalam beberapa tahun diawal kariernya ini, pernah juga sebagai Drive Tester, Drive Test Analyst hingga akhirnya menjabat sebagai Radio Frequency (RF) Engineer & Optim.

Pada kesempatan tersebut, beliau menjelaskan bahwa dalam pengukuran jaringan dilakukan untuk mengambil data parameter sinyal pada sebuah jaringan yang terbagi atas Walk Test (WT) dan Drive test (DT), dimana WT merupakan pengukuran yang dilakukan dengan berjalan kaki dan DT merupakan pengukuran yang dilakkukan dengan berkendara.

Dalam penjelasan lanjutnya, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan DT/WT seperti membawa power bank ataupun charger handphone, GPS external, Handy Drive Test, script, packet data (untuk melakukan daddy cat), maps (untuk walk test) dan software untuk melakukan drive test seperti Tems, Nemo dan Genex Probe.

“Dalam melakukan drive test terbagi ke dalam dua mode yaitu Idle Mode dan Dedicated Mode. Idle Mode merupakan kondisi handphone tidak melakukan apapun dimana komunikasinya hanya sampai pada BTS saja. Terkadang user menginginkan idle hanya untuk log tertentu, seperti log 4G. Hal ini karena ada sesuatu yang ingin diketahui pada log tersebut, seperti untuk mengetahui log 4G atau radius pancaran sel tersebut sampai seberapa jauh.”

Tak sampai disitu, beliau juga menjelaskan bahwa terdapat beberapa parameter yang dibutuhkan client, seperti coverage area yang berhubungan dengan kekuatan sinyal, kualitas sinyal, dan user experience seperti throughput, MOS (kualitas suara), dan CQI. Adapun beberapa hal yang menjadi perhatian saat melakukan DT adalah poor coverage atau kekuatan sinyal lemah yang disebabkan oleh user equipment (UE) yang jauh dari site atau tower, overshooting (kondisi tower yang mengcover UE bukan site terdekat melainkan site yang jauh dari UE), dan adanya obstacle atau blocking seperti gunung ataupun gedung tinggi. Solusi permasalahan tersebut adalah melakukan boosting power, membangun repeater, menambahkan sector ataupun physical tilting. Selain poor coverage ada bad quality yang dipengaruhi oleh poor coverage, pilot polution (kondisi dimana terlalu banyak cell yang mengcover area tersebut), dan ping pong handover.  Yang terakhir ada low throughput, dimana kondisi ini dipengaruhi oleh kualitas atau kekuatan sinyal yang kurang bagus, bandwidth atau kapasitas yang sudah tidak memungkinkan, dan BLER. Solusi yang dapat dilakukan untuk permasalahan tersebut adalah mengusulkan kepada pihak Operation Support System (OSS) untuk melakukan pengubahan kapasitas pada sistem module.

Dalam akhir sesi, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Penjelasan yang diberikan oleh pemateri mampu menimbulkan antusiasme mahasiswa TRJT. Selama sesi persentasi berlangsung, beliau  menyampaikan materi dengan penuh perhatian dan mendetail. Setiap pertanyaan yang dilontarkan mahasiswa mampu beliau jawab dengan penuh perhatian. Hal inilah yang membuat mahasiswa sangat senang dan semangat dengan diadakannya kegiatan tersebut.


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here